BSIP BERKARYA: GAUNG “PAHLAWAN GAMBUT-TERUS JAGA GAMBUT” BERGEMA DI LOKAKARYA PROVINSI
Kota Palembang di penghujung September, tepatnya 26 September 2024 mejadi ajang berkumpulnya para stakeholder terkait pengelolaan gambut dalam acara Lokakarya Provinsi bertajuk #PahlawanGambut-Menuju Masa Depan: Rekam Jejak Peningkatan Pengelolaan Lahan Gambut dan Kapasitas Pemangku Kepentingan di Indonesia. Pada kesempatan ini BPSI Tanah dan Pupuk turut serta hadir. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Peat IMPACTS dimana BPSI Tanah dan Pupuk salah satu Sub Grant ICRAF dalam kegiatan Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia (Peat-IMPACTS).
Adapun tujuan dari kegiatan lokakarya ini adalah berbagi pengalaman dan opini atas proses belajar bersama mengenai pengelolaan lahan gambut; penyampaian rekomendasi kebijakan, pendekatan kolaboratif dan praktik terbaik pengelolaan lahan gambut berkelanjutan; penggalangan potensi kolaborasi yang saling membangun untuk pengelolaan ekosistem gambut berkelanjutan; dan pengembangan sinergi, memperkuat komitmen dan mendukung pencapaian Target NDC Indonesia.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Sekretaris Daerah, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesrah, Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, jajaran pemerintahan daerah terkait lainnya, civitas akademika, pengusaha, dan petani lahan gambut.
Direktur ICRAF, dalam rangkaian acara ini, Andree Ekadinta menyampaikan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan di lahan gambut adalah pembahasan kembali, revegetasi dan revitalisasi mata pencaharian masyarakat setempat. Pada peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan di berbagai sektor, masing-masing sektor memiliki tantangan tersendiri dan membutuhkan program pengembangan kapasitas yang spesifik. Sebagai contoh, lembaga pemerintah dapat menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan atau lokakarya teknis atau fokus group discussion (FGD) mengenai pembuatan dan penegakan kebijakan pengelola gambut yang efektif. Masyarakat lokal yang tinggal di daerah gambut akan mendapat manfaat dari pelatihan praktek pertanian berkelanjutan yang meminimalkan gangguan terhadap permukaan air tanah, dengan penerapan paludikultur atau agroforestri. Selain itu, sektor swasta dapat mengikuti lokakarya mengenai integrasi konservasi gambut ke dalam model bisnis. Mengelola cara-cara efektif untuk memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan menjadi sangat penting, karena akan menjembatani kesenjangan antara kesadaran dan tindakan, serta memastikan keberlanjutan ekosistem gambut di Indonesia dalam jangka panjang.
Diharapkan kegiatan Peat IMPACTS ini dapat mendukung pemerintah Indonesia dalam mewujudkan target NDC, dengan mengurangi emisi dari kebakaran dan pengeringan lahan gambut melalui tata kelola landscape gambut yang baik, peningkatan kapasitas petani gambut untuk menghasilkan rantai pasokan yang berkelanjutan, tata kelola iklim, dan ketersediaan pengetahuan mengenai restorasi gambut dan praktek pengelolaan yang mencakup pilihan-pilihan terbaik. Dengan pengelolaan gambut yang berkelanjutan diharapkan dapat lebih memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan sektor pertanian. (JAS, AFS, M.Is, Mtm).